- Back to Home »
- Sistem Operasi Linux
Sabtu, 12 Desember 2015
Sejarah Sistem Operasi Linux :
Sejarah Sistem
Operasi Linux Pada tahun 1991, Linus Benedict Torvalds adalah seorang mahasiswa
tahun kedua Ilmu Komputer di University of Helsinki dan seorang hacker
otodidak. Sejarah Sistem Operasi Linux dimulai saat linus Berusia 21 tahun yang
suka bermain-main dengan kekuatan komputer dan batas-batas sistem yang dapat
ditekan. Tapi semua itu kurang adalah sebuah sistem operasi yang dapat memenuhi
tuntutan profesional. MINIX itu baik, tapi tetap saja itu hanyalah sebuah
sistem operasi untuk siswa, dirancang sebagai alat pengajaran dan bukan satu
kekuatan industri.
Pada saat itu, programer komputer di seluruh dunia itu
sangat terinspirasi oleh proyek GNU oleh Richard Stallman, sebuah gerakan
perangkat lunak untuk menyediakan perangkat lunak bebas (linux) dan
berkualitas. Dipuja sebagai pahlawan sekte dalam bidang komputasi, Stallman
memulai karirnya di mengagumkan yang terkenal Laboratorium Artificial
Intelligence di MIT, dan selama pertengahan dan akhir tahun tujuh puluhan,
menciptakan editor Emacs.
Pada awal tahun delapan puluhan, perusahaan perangkat
lunak komersial memikat pergi jauh dari programer brilian dari lab AI, dan
bernegosiasi perjanjian menjaga rahasia ketat untuk melindungi rahasia mereka.
Tetapi Stallman memiliki visi yang berbeda. Idenya adalah bahwa tidak seperti
produk lain, perangkat lunak harus bebas dari pembatasan terhadap menyalin atau
modifikasi untuk membuat lebih baik dan efisien cara kerja sistem program komputer.
Tahun 1983 terkenal dengan manifesto yang menyatakan awal proyek GNU, ia memulai sebuah gerakan untuk membuat dan mendistribusikan perangkat lunak yang menyampaikan filosofi (Kebetulan, nama GNU merupakan singkatan rekursif yang sebenarnya adalah singkatan dari “GNU is Not Unix”).
Tahun 1983 terkenal dengan manifesto yang menyatakan awal proyek GNU, ia memulai sebuah gerakan untuk membuat dan mendistribusikan perangkat lunak yang menyampaikan filosofi (Kebetulan, nama GNU merupakan singkatan rekursif yang sebenarnya adalah singkatan dari “GNU is Not Unix”).
Tetapi untuk mencapai impian ini akhirnya menciptakan
sebuah sistem operasi bebas (Linux), ia diperlukan untuk menciptakan alat
pertama. Jadi, mulai tahun 1984, Stallman mulai menulis GNU C Compiler (GCC),
sebuah prestasi luar biasa bagi seorang individu pemrograman. Dengan teknis
legendaris sihir, dia sendiri kalah seluruh kelompok programmer dari vendor
perangkat lunak komersial dalam menciptakan GCC, dianggap sebagai salah satu
yang paling efisien dan kuat kompiler yang pernah dibuat.
Pada 1991, proyek GNU menciptakan banyak alat. Yang
banyak ditunggu Gnu C Compiler yang tersedia pada saat itu, tapi masih belum
ada sistem operasi. Bahkan MINIX harus berlisensi. (Kemudian, pada bulan April
2000, Tanenbaum Minix dirilis di bawah BSD License.) Pekerjaan akan kernel GNU
HURD, tapi itu tidak seharusnya keluar dalam beberapa tahun. dan akhirnya linux
pun sekarang semakin berkembang dan tidak sepenuhnya dikomersilkan.
Jenis-jenis
LINUX :
Linux yg merupakan sebuah software gratis, kini mulai
banyak dipakai oleh para pengguna komputer. Beberapa macam linux antara lain:
1. Fedora Core 4
Pada semester pertama 2003, Red Hat mengumumkan untuk tidak
lagi menjual produk konsumennya secara terpisah, dan melepasnya sebagai unit
semi otonom yang diberi nama Red Hat Linux Project. Proyek ini melanjutkan
produksi versi konseumen, tapi kali ini sebagai produk gratis yang melibatkan
komunitas Linux.
Fedora Core adalah distro besutan Red Hat Project setelah
bergabung dengan Fedora Project, sebuah proyek komunitas yang mengkhususkan
diri membuat berbagai paket aplikasi untuk dijalankan di Red Hat Linux.
Melihat sejarahnya, Fedora Core jelas merupakan hasil
evolusi dari Red Hat Linux yang berhenti di versi 9. Karena hasil evolusi,
Fedora Core memiliki penampilan, “rasa”, dan fungsionalitas khas Red Hat Linux.
Fedora Core 4, dirilis tanggal 13 Juni 2005, adalah rilis
terbaru dari Fedora Project yang menawarkan banyak perbaikan dan feature baru
dibanding versi pendahulunya. Fedora Core 4 memuat semua update software
terbaru, termasuk GNOME 2.10 dan KDE 3.4 yang semakin cantik dan menunjang
kinerja.
Fedora Core 4 dapat dibakar ke empat keping CD atau sebuah
DVD. Distro ini tidak menggunakan live CD dan harus diinstall ke harddisk.
Instalasi Fedora Core 4 mudah, dan tidak banyak berubah dari rilis sebelumnya.
Fedora menggunakan installer Anaconda yang berbasis grafik sehingga mudah
diikuti. Distro ini juga dapat bekerja dengan baik di berbagai spesifikasi
sistem tanpa perlu ngoprek di command line. Kabar baik untuk para pengguna
komputer Apple, Fedora Core 4 kini mendukung penuh arsitektur CPU PowerPC, sehingga
dapat dijalankan di prosesor Apple G3, G4, bahkan G5. Dengan begitu, kini
pengguna Apple memiliki alternatif sistem operasi yang stabil selain Mac OS
X.
2. Suse
SUSE Linux adl salah satu distro Linux
utama yg dibuat di Jerman. SUSE Linux aslinya merupakan terjemahan dlm bhs
Jerman dr Slackware. Perusahaannya sekarang ini dimiliki oleh Novel, Inc.
S.u.S.E adl singkatan dr kalimat dlm bhs Jerman “Software- und
System-Entwicklung” (“Perangkat lunak & pengembangan sistem”), tetapi
ada informasi tdk resmi yg mengatakan bahwa S.u.S.E dihubungkan dgn ilmuwan
komputer Jerman Konrad Zuse.
SUSE LINUX termasuk distro yang paling dihormati sebagai
penyedia solusi dan teknologi unggul di dunia sistem operasi open source.
Distro asal Jerman ini memiliki tim developer terbesar di dunia yang telah
banyak berjasa mengangkat nama SUSE sebagai solusi Linux paling lengkap saat
ini. Pada tahun 2003, SUSE LINUX resmi diakuisisi oleh Novell, Inc.
SUSE Linux Professional (SLP) 9.3 adalah sebuah distro
sistem operasi desktop yang mengundang decak kagum saat dicoba. Distro ini
memiliki semua aplikasi Linux yang kemungkinan besar dibutuhkan oleh semua
orang. Berbagai aplikasi itu kemudian disajikan dengan pilihan antarmuka KDE
Atau GNOME yang terbaru.
Yang perlu diingat adalah sejak awal adalah SUSE LINUX punya
reputasi sebagai distro yang bukan diperuntukkan buat pengguna awam. Jadi,
jangan mengharapkan distro ini akan semudah Xandros atau Linspire. Tidak perlu
takut untuk mencobanya mengingat lengkapnya dokumentasi yang tersedia untuk
distro ini, hanya saja distro ini mungkin lebih tepat untuk developer, seorang
power user, atau seseorang yang tertarik untuk mencoba sampai sejauh mana
desktop Linux dapat digunakan.
Sebagai distro Linux high-end, SLP 9.3 dapat dijalankan di
Pentium berkecepatan rendah dengan memory minimal 128MB dan ruang harddisk
500MB. Tentu saja yang disarankan adalah prosesor minimum Pentium 1GHz, memory
256MB, dan harddisk 2,5GB.
3. Ubuntu 5.04
Ubuntu mengambil namanya dari bahasa Afrika Kuno. Menurut
situs Ubuntu (www.ubuntulinux.org), nama Ubuntu bermakna “kemanusiaan bagi
sesama”. Distro ini lahir dari keinginan para pengembang Linux untuk menyajikan
sebuah distro Linux yang mudah dipakai, handal, berkualitas, dan gratis. Ubuntu
dapat dipakai baik untuk mesin yang berfungsi sebagai server maupun sebagai
komputer desktop. Distro ini juga mendukung aneka prosesor yang ada di pasaran
seperti Intel x86, AMD64, dan PowerPC.
Proyek Ubuntu (Ubuntu Project) disponsori oleh Canonical
Ltd. Para peminat Ubuntu bisa memesan CD Ubuntu dalam jumlah yang mereka
inginkan secara gratis dengan cara mengunjungi situs Ubuntu. Namun, para
peminat Ubuntu juga bisa melakukan download file image Ubuntu (dalam bentuk
file .iso) dengan cara mengunjungi alamat www.ubuntulinux.org/download/.
Berhubung Ubuntu didistribusikan dalam dua CD, pastikan Anda mendapatkan atau
men-download file image yang sesuai dengan keperluan. Sebagai informasi, versi
install CD merupakan distro Ubuntu yang dikhususkan untuk dipasang dalam
harddisk. Sementara versi Live CD merupakan distro Ubuntu yang dikhususkan
untuk dijalankan secara langsung via CD-ROM tanpa perlu di-install lagi ke
dalam harddisk.
Ubuntu 5.04 Hoary Hedgehog merupakan versi terbaru sistem
operasi ini. Sistem operasi ini membutuhkan komputer dengan spesifikasi
prosesor dari keluarga x86 (Intel 486, Pentium, Pentium II, III, dan 4), AMD,
atau VIA (dahulu Cyrix), kartu grafis VGA dengan kedalaman 256 warna atau lebih
tinggi, RAM 128MB atau lebih tinggi, sebuah CD-ROM drive, dan ruang harddisk
sekitar 1 gigabyte atau lebih tinggi (jika akan dipasang dalam harddisk).
Spesifikasi ini merupakan kebutuhan dasar untuk menjalankan modus grafis dalam
Ubuntu. Jika pengguna lebih suka dengan modus teks, spesifikasi komputer yang
diperlukan bisa lebih rendah lagi daripada spesifikasi tersebut.
berarti “aku adl aku krn keberadaan
kita semua”. Tujuan dr distribusi Linux Ubuntu adl membawa semangat yg
terkandung di dlm Ubuntu ke dlm dunia perangkat lunak. Ubuntu saat ini
mendukung berbagai arsitektur komputer spt PC (Intel x86), PC 64-bita (AMD64)
4. Knoppix 3.8
Knoppix boleh dikatakan sebagai pelopor Live CD, yakni
sistem operasi yang bisa langsung dijalankan dan dipakai tanpa instalasi.
Sistem operasi ini dirintis oleh sekumpulan programer dan pengguna Linux dari
Jerman. Menurut situs resminya di http://knoppix.com/, Knoppix bisa dipakai
sebagai sistem siap pakai untuk keperluan sehari-hari, untuk kepentingan
edukasi dan demo produk di sekolah atau perguruan tinggi, atau sebagai perkakas
untuk perbaikan (recovery). Dengan menggunakan metode dekompresi secara on the
fly, sebuah CD berkapasitas sekitar 700MB bisa dipakai untuk menjalankan sistem
Linux lengkap berkapasitas 2 gigabyte.
Berbeda dengan Ubuntu yang mengandakan Gnome sebagai
antarmuka grafisnya, Knoppix menggunakan KDE versi 3.32 sebagai antarmuka
grafis default-nya. Dalam hal versi, distro ini hanya memiliki satu file image
untuk di-download, yakni versi Live CD. Jika pengguna ingin memasang Knoppix ke
dalam harddisk-nya, mereka bisa memanfaatkan perkakas yang telah disediakan
dalam versi tersebut. Saat ini, versi terbaru Knoppix adalah 4.0. Sayangnya,
pada saat artikel ini ditulis, versi ini baru tersedia untuk bahasa Jerman dan
dikemas dalam sekeping DVD. Sementara untuk bahasa Inggris, versi terbaru
Knoppix adalah 3.9.
Knoppix dapat dipasang dalam komputer dengan spesifikasi
prosesor berbasis Intel atau kompatibelnya (486 atau lebih tinggi), RAM
berkapasitas sekitar 128MB untuk menjalankan modus grafis dengan KDE dan aneka
aplikasi perkantoran, sebuah CD-ROM drive tipe IDE/ATAPI/USB/SCSI/Firewire),
sebuah kartu grafis standar VGA, mouse dengan konektor PS/2, serial, atau USB,
dan harddisk berkapasitas 1GB atau lebih tinggi (jika akan dipasang dalam
harddisk). Jika pengguna hanya ingin menjalankan Knoppix dalam modus teks,
kebutuhan RAM dan harddisk tentu saja akan lebih rendah daripada spesifikasi
tersebut.
5. PC Linux OS
PCLinuxOS adalah distro Linux yang lahir pada musim panas
2003 dan awalnya dikembangkan dari Mandrake (sekarang Mandriva) 9.2. Saat itu
Mandrake masih menggunakan kernel versi 2.4, devfs, dan XFree86. Dalam dua
tahun ini, telah berevolusi menjadi sebuah distro yang sama sekali baru
sebagaimana Mandriva berkembang meninggalkan akar RedHatnya. PCLinuxOS Preview
9 yang terbaru telah menggunakan Kernel 2.6.11-oci11 yang bekerja sempurna
dengan desktop KDE 3.4.1. KDE 3.4.1 sendiri memanfaatkan backend hal/dbus untuk
memudahkan automounting perangkat seperti usb key, cdrom, kamera, dan scanner.
PCLinuxOS disebarkan dalam bentuk live CD. Ini berarti Anda
tidak perlu meng-install PCLinuxOS ke dalam harddisk. Cukup masukkan CDnya dan
boot dari CDROM. Dalam waktu sekitar lima menit ,Anda sudah dapat
menggunakannya. PCLinuxOS akan meng-uncompress data dari CD sambil jalan
sehingga Anda dapat menikmati berbagai program yang berukuran sekitar 2
gigabyte. PCLinuxOS akan berjalan di memori dan memungkinkan Anda untuk mengakses
seluruh komputer, membakar CD, menyimpan ke harddisk, menikmati hiburan digital
atau berselancar di web. Live CD berarti portabilitas alias membawa lingkungan
sistem yang sudah Anda kenal dengan baik kemanapun anda pergi.
6. Linux Xnuxer
Masih ingat Dani Firmansyah? Pria bernama alias Xnuxer ini
sempat membuat heboh karena mengubah tampilan situs resmi KPU saat Pemilu. Juli
lalu, Dani mengumumkan peluncuran distro Linux hasil oprekannya. Distro yang
menurut Dani dikerjakan sendirian selama 7 hari 7 malam itu diberi nama Xnuxer
Linux versi 1. Distro ini disebarkan dalam bentuk live CD yang dapat dijalankan
tanpa instalasi.
Xnuxer Linux dibangun di atas fondasi distro Debian Sarge
3.1 dan Knoppix 3.9. “Konsep yang diaplikasikan di Xnuxer Linux adalah membuat
Linux bisa digunakan dengan mudah oleh end-user dengan mempercantik tampilan
KDE tanpa mengurangi kinerja” begitu dipaparkan oleh Dani.
Harapan Dani sepertinya tercapai. Anda dapat menikmati
sendiri KDE dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Lebih sederhana dan
membuat Linux terlihat mudah. Mereka yang sudah terbiasa dengan Windows
kemungkinan besar tetap “merasa di rumah” saat mencoba Linux Xnuxer.
7. Mandrake 10.0
Mandrake merupakan salah satu ditribusi Linux bahkan yang
pertama menerapkan konsep sistem operasi dengan antarmuka grafis yang sangat
“bersahabat” dengan penggunanya.
Proyek distribusi Linux ini sebenarnya sudah dimulai
Mandrake sejak tahun 1998. Dengan konsentrasi pengembangan Linux yang lebih
mudah, Mandrake telah mengubah momok “menyeramkan” Linux yang awalnya penuh
dengan konfigurasi rumit menggunakan perintah baris menjadi distribusi Linux
yang menawarkan lebih banyak kemudahan.
Perubahan serta penambahan beberapa feature baru terus
dilakukan Mandrake dari waktu ke waktu. Bahkan untuk menandainya, Mandrake
mengubah keseluruhan nama distribusi menjadi Mandriva. Hingga kini nama
Mandriva digunakan sebagai kelanjutan pengembangan distribusi Linux Mandrake.
Versi distribusi Linux terakhir yang dirilis oleh Mandriva
adalah 10. Masih bercirikhas kemudahan antarmuka pengguna yang dimiliki
distribusi Mandrake terdahulu, Mandriva 10 juga dibekali dengan Linux kernel
2.6.3.
Instalasi distribusi Linux yang satu ini terbilang sangat
mudah. Sebelum Mandrake dikembangkan, pengguna yang akan menginstall Linux
diharuskan mengerti setidaknya cara mengkompilasi kernel Linux dan modul yang
terkait dengan kernel tadi. Terkadang proses ini memakan waktu dan tenaga yang
tidak sedikit. Hal ini disadari oleh beberapa pengembang distibusi Linux lain
seperti RedHat dan Suse. Mereka mulai mengembangkan sebuah antarmuka instalasi
linux.
Berangkat dari sanalah Mandrake kemudian mengembangkan
antarmuka instalasi yang lebih baik. Penataan informasi serta langkah-langkah
instalasi dikemas sedemikian sehingga tidak terlihat lagi kerumitan instalasi
Linux yang sesungguhnya.
sumber :